Halaman

Minggu, 21 Juni 2015

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM

PERCOBAAN 5
PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM


I.                   TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu melakukan prinsip pemisahan sampel dan analisis dengan menggunakan metode kromatografi kolom, mempersiapkan kolom, memisahkan, dan mengidentifikasi senyawa kimia dengan metode kromatografi kolom.

II.                LANDASAN TEORI
Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michael Tswett (1908), seorang ahli botani Rusia. Nama kromatografi diambil dari bahasa Yunani (chromato = penulisan dan grafe = warna). Kromatografi berarti penulisan dengan warna. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fasa bergerak (mobile). Fasa diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas (Yazid, 2005).
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut dapat berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair. Ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1, sedangkan jumlah penyerapnya adalah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Meskipun tersedia berbagai macam kolom dari bahan gelas, namun kadang-kadang buret juga dapat digunakan (Yazid, 2005).
Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat – zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion (Anonim, 1995).
Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan menggunakan adsorben yang dipack dalam kolom, dapat digunakan untuk memisahkan sampel, mengisolasi atau memurnikan sampel selain untuk tujuan analisis. Kromatografi kolom termasuk dalam kromatografi cair preparative. Beberapa factor yang mempengaruhi pemisahan antara lain adsorben dan eluen yang digunakan, panjang diameter kolom, kepolaran pelarut (fase diam) dan laju fase gerak(Gandjar, 2007).
Metode pemisahan kromatografi kolom memerlukan bahan kimia yang cukup banyak sebagai fasa diam dan fasa gerak, bergantung pada ukuran kolom gelas. Untuk melakukan pemisahan campuran dengan metode kromatografi kolom diperlukan waktu yang relatif lama, bisa berjam-jam hanya untuk memisahkan satu campuran. Selain itu, hasil pemisahan kurang jelas artinya kadang-kadang sukar mendapatkan pemisahan secara sempurna karena pita komponen yang satu bertumpang tindih dengan komponen lainnya. Masalah waktu yang lama disebabkan laju alir fasa gerak hanya dipengaruhi oleh gravitasi bumi. Ukuran diameter partikel yang cukup besar membuat luas permukaan fasa diam relatif kecil sehingga tempat untuk berinteraksi antara komponen-komponen dengan fasa diam menjadi terbatas. Apabila ukuran diameter partikel diperkecil supaya luas permukaan fasa diam bertambah maka menyebabkan semakin lambatnya aliran fasa gerak atau fasa gerak tidak mengalir sama sekali. Selain itu fasa diam yang sudah terpakai tidak dapat digunakan lagi untuk pemisahan campuran yang lain karena sukar meregenerasi fasa diam (Hendayana, 2010).
Prinsip kromatografi kolom dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada system multikomponen. Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses, dimana zat terlarut didistribusikan antara fase stationer (diam) dan fase mobil (gerak) (Gandjar, 2007).
Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa. Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut (Admin, 2009).

III.             ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan pada percobaan antara lain seperangkat alat kromatografi kolom, kolom, statif, klem, batang pengaduk, beaker glass, timbangan, mortir – stamper, corong pisah, pipet ukur, pipet tetes, dan gelas ukur.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan antara lainmetanil red, metanil yellow, n-heksan, alkohol 96%, etil asetat, aquadest, alumina, glass wool, pasir, dan kapas.

IV.             SKEMA KERJA
1.      Penyiapan Sampel dan Eluen
a.       Penyiapan Sampel

Rhodamin B dan Metanil Yellow
 
                                                                                    
 


-          ditimbang masing – masing 0,1 gram
-          dimasukkan ke dalam mortir
-          diaduk homogen

Hasil
 
 





b.      Penyiapan Eluen

Alkohol 96% dan Etil Asetat
 



-          diambil dengan perbandingan 1 : 1 yaitu masing – masing sebanyak 15 ml
-         

Eluen Pertama
 
dicampur homogen

          

Alkohol 96% dan Aquadest
 



-          diambil dengan perbandingan 1 : 1 yaitu masing - masing sebanyak 15 ml
-         

Eluen Kedua
 
dicampur homogen
       



2.      Penyiapan Kolom

Kolom
 



-          dicuci dan dikeringkan dengan sedikit aseton bila perlu
-          dipasang pada statif
 


-         

Kapas
 
ditutup
 


-         

Glass Wool
 
dimasukkan secukupnya
 


-         

alumina
 
ditambahkan secukupnya diatas lapisan kapas
 


-          diambil secukupnya
-          dimasukkan ke dalam beaker glass
-          dilarutkan dengan bantuan n-heksan
-         

Silika Gel
 
diaduk homogen hingga terbentuk silica gel
-         


-         

Kolom
 
dimasukkan ke dalam kolom
 


-       

Keran Bagian Bawah
 
diketuk – ketuk untuk memampatkan alumina
 


-       

Pasir
 
dibuka untuk membuang larutan n heksan sampai kira – kira 1 cm dibawah alumina
 


-      ditambahkan secukupnya diatas lapisan alumina
 


-         

Pasir
 
ditambahkan di atas lapisan pasir
 


-         

Hasil
 
ditambahkan di atas lapisan sampel
                                                     
3.      Proses Elusi

Eluen Pertama (campuran Alkohol 96% : Etil Asetat)
 
          
 


-         

kolom
 
dimasukkan ke dalam kolom
       
-          dipasang pada statif diatas kolom
 


-          dibuka sampai eluen pertama menetes sedikit demi sedikit melalui dinding kolom
 


-          disediakan di bawah kolom
-          ditampung semua fraksi campuran yang dielusi oleh eluen pertama
 


-         

Beaker Glass Kedua
 
dimasukkan ke dalam corong pisah menggantikan eluen pertama (setelah proses elusi pertama selesai)

-          disediakan di dabwa kolom
-         

Hasil
 
ditampung semua fraksi campuran yang dielusi oleh eluen kedua


V. Data Pengamatan
VI. Perhitungan
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan

Untuk Laporan Selengkapnya, Silahkan download disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar