Halaman

Minggu, 21 Juni 2015

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF BAHAN KIMIA OBAT FUROSEMID DAN HIDROKLOROTIAZIDA DALAM OBAT TRADISIONAL DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS ( KLT )

ANALISIS KUALITATIF BAHAN KIMIA OBAT FUROSEMID DAN HIDROKLOROTIAZIDA DALAM OBAT TRADISIONAL DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS ( KLT )

I.                   TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu melakukan prinsip analisis dengan metode kromatografi lapis tipis, menotolkan sampel, mengelusi, dan mengidentifikasi senyawa dengan kromatografi lapis tipis.

II.                ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lempeng KLT, uv cabinet, chamber, pipa kapiler, labu takar 250 ml, labu takar 100 ml, labu takar 10 ml,  pipet tetes, tabung reaksi, timbangan analitik, filler, pipet volume 1 ml, pipet volume 2 ml, pipet volume 5 ml, pipet volume 10 ml, mortir dan stamper.
            Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah akuades, sampel jamu cap “IBOE”, metanol, etil asetat, reagen dragendorf, furosemid, hidroklorotiazida ( HCT ).

III.             SKEMA KERJA
 



-          dipotong dengan panjang 8 cm dan lebar 4,5 cm
-          dibuat garis start dengan jarak 1 cm dari tepi bawah
-         
Furosemid Standar

 
dibuat garis front dengan jarak 1 cm dari tepi atas
 


-          diambil sebanyak 1 tablet
-          dimasukkan ke dalam mortar
-          digerus
-         
Hidroklorotiazid Standar

 
dilarutkan dengan metanol


-          diambil sebanyak 2 tablet
-          dimasukkan ke dalam mortar
-          digerus
-         
Jamu Iboe

 
dilarutkan dengan metanol
 


-          diambil serbuk secukupnya
-          dimasukkan ke dalam mortir
-          digerus
-          dilarutkan dengan metanol
Ketiga Larutan (Furosemid Standar, Hidroklorotiazid Standar, dan Jamu Iboe)

 
 



-          dimasukkan ke dalam plat tetes
-         
Chamber

 
ditotolkan pada lempeng KLT dengan hati – hati sebanyak 3 kali dengan dikeringkan terlabih dahulu
 


-          diisi dengan eluen (methanol : etil asetat , 2 : 3)
-         
Lempeng KLT

 
dijenuhi dengan uap eluen dibuktikan dengan dimasukkan tissue ke dalam chamber tetapi jangan dicelupkan pada eluen dan dibiarkan tissue menjadi basah
 


-          dimasukkan ke dalam UV Cabinet dan dilihat fluoresensi senyawa pada panjang gelombang (λ) = 254 nm
-          dimasukkan ke dalam chamber yang telah di jenuhi uap eluen
-          dibiarkan eluen mencapai garis front
-          diangkat
-          dilihat fluoresensi senyawa pada UV Cabinet pada panjang gelombang (λ) = 254 nm
-          disemprot dengan reagen dragendroff
-          ditandai noda / bercak yang timbul
-          dikeringkan
-          diukur jarak masing – masing bercak komponen sampel dan bercak standar
-          dihitung harga Rf dan evaluasi data yang didapat
Hasil

 
 


IV.             DATA PENGAMATAN


Perlakuan
Pengamatan
·       Sampel jamu cap IBOE, furosemid, dan hidroklorotiazida ditotolkan pada lempeng KLT yang telah disiapkan
·       Di masukkan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap eluen ( metanol : etil asetat dengan perbandingan 2 : 3 )
·       Dikeringkan dengan bantuan kipas angin
·       Dipendarkan pada sinar 254 nm di dalam UV cabinnet
·        Jamu Cap Iboe berbentuk serbuk sedangkan Furosemid dan Hidroklorotiazid berbentuk tablet.

·        Terlihat eluen yg berjalan sepanjang fase diam


·        Bercak tidak terlihat

·        Bercak menjadi terlihat jelas
·        Terlihat perbedaan warna pendaran antara senyawa furosemid, HCT, sampel. Totolan furosemid dan hidroklorotiazida ( HCT ) berpendar ungu.
·        Pada sampel diketahui terdapat senyawa furosemid dan HCT.

VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan

Untuk Laporan Selengkapnya, Silahkan download DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar